
Krisis Plastik di Lautan Indonesia
Setiap tahun, lebih dari 8 juta ton sampah plastik mencemari lautan di seluruh dunia, dengan Indonesia menjadi salah satu penyumbang terbesar. Jenis sampah yang paling umum meliputi plastik sekali pakai seperti kantong, botol, sedotan, dan kemasan saset. Kondisi ini tidak hanya mengancam ekosistem laut tetapi juga kesehatan manusia.
Dampak Serius terhadap Kehidupan Laut dan Manusia
Sampah plastik di lautan menyebabkan berbagai masalah serius. Hewan laut sering kali terjerat atau menelan plastik, yang dapat menyebabkan kematian. Lebih dari 660 spesies organisme laut, termasuk ikan dan kerang yang dikonsumsi manusia, telah terkontaminasi mikroplastik. Partikel-partikel kecil ini dapat masuk ke rantai makanan dan berdampak negatif pada kesehatan manusia.
Upaya Penanggulangan dan Tantangan yang Dihadapi
Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk mengurangi sampah plastik di lautan sebesar 70% pada tahun 2025. Berbagai inisiatif telah diluncurkan, termasuk kampanye pengurangan penggunaan plastik sekali pakai dan peningkatan sistem pengelolaan sampah. Namun, tantangan besar masih ada, terutama dalam hal penegakan hukum dan perubahan perilaku masyarakat.
Peran Masyarakat dalam Mengatasi Krisis
Setiap individu memiliki peran penting dalam mengurangi pencemaran plastik di lautan. Langkah-langkah sederhana seperti membawa tas belanja sendiri, menghindari penggunaan sedotan plastik, dan mendaur ulang sampah dapat memberikan dampak positif. Edukasi dan kesadaran masyarakat juga sangat penting untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan.
Sumber: Detik, Tempo, BRIN, Indonesia Baik, Mongabay